a poetry: Menekur Bumi

Ada batas-batas semu
di atas garis perak kelabu
Ada segaris mentari masuk
mengiringi tawa yang belum tau harus apa


bahagia namun tau harus segirang apa
sedih juga paham harus segetir apa
sampai hati kadang lupa harus merasa apa

seperti bumi dan kaki yang saling paham batasnya,
berjalan tanpa paksa masuk satu dan yang lain
namun nanti tiba waktu membenam lenyap
menekur dan mencinta antara bumi dan kaki

bahagia namun tau harus segirang apa
sedih juga paham harus segetir apa

menelaah langit, menekur bumi
dan paham batas-batas nya

APS,
Jakarta, 14 Januari 2020 pukul 12.50am

Komentar