Tiba-Tiba

source: https://pin.it/1omcigh


Tiba-tiba, mengetuk lagi dia dengan kebingungan,

menunduk dan jalan berjauhan sambil sesegukan,

mencari sudut kosong persembunyian,

tempat ia mengaduh pada diri sendiri, si kesayangan.


Tiba-tiba, mengucur sebercak darah di ujung dahi,

asap setengah panas dari liang telinga,

longsor batu di atas dada,

dan racun baik dari ujung hidung,

entah dari mana, datang saja tiba-tiba,

oh iya, atau mungkin karena satu-dua selisih kata?


Tiba-tiba lagi, kaki ingin lari-larian,

masker ingin dikencangkan,

panas di mata tidak tertahankan,

tidak ingin bertegur sapaan,

apalagi bercandaan,

bagai tikus yang mati damai di pinggir jalan.


Tiba-tiba juga, tidak bisa menentukan pilihan,

mendadak bodoh dan sesegukan,

jadi tidak tau apa yang dimau,

punya andil pria berkemeja yang puluhan tahun lalu

gemar memberi coklat batangan,

punya andil pria berkemeja yang hanya hidup nama,

tapi mati jiwa,

bagai tikus yang mati gusar di tengah jalan.




Jakarta, 9 Januari 2023

Komentar